x
Close
Sejarah

Sejarah Assassin: Dari Dunia Nyata hingga Legenda

Sejarah Assassin: Dari Dunia Nyata hingga Legenda
  • PublishedSeptember 4, 2024

lampau.orgAssassin adalah istilah yang merujuk pada seorang pembunuh bayaran yang terlatih, biasanya dalam konteks sejarah dan fiksi. Asal-usul kata “assassin” sendiri memiliki akar yang dalam dalam sejarah Timur Tengah pada abad pertengahan. Kelompok ini dikenal karena tindakan-tindakan mereka yang berani dan kadang-kadang mematikan dalam rangka mencapai tujuan politik atau agama mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi sejarah asli dari para assassin, asal-usul mereka, dan bagaimana mereka menjadi legenda dalam budaya populer.

Baca Juga: Arsitektur Istana Jepang: Menggali Keindahan dan Fungsionalitas

1. Asal-Usul Istilah “Assassin”

Kata “assassin” berasal dari bahasa Arab “Hashshashin,” yang secara harfiah berarti “pengguna hashish” (sejenis narkotika). Kelompok ini adalah bagian dari sekte Ismailiyah Nizari, sebuah cabang dari Islam Syiah, yang aktif di wilayah Persia dan Suriah pada abad ke-11 hingga ke-13.

Hashshashin adalah sekelompok prajurit yang dikenal karena teknik pembunuhan mereka yang canggih dan penggunaan strategi perang gerilya untuk melawan musuh-musuh mereka. Mereka sering kali ditugaskan untuk membunuh tokoh-tokoh politik dan militer penting yang dianggap sebagai ancaman terhadap keyakinan atau tujuan mereka.

Baca Juga: Sekiro: Shadows Die Twice – Perpaduan Unik Antara Seni Bela Diri dan Narasi Gelap

2. Sejarah Hashshashin

2.1. Latar Belakang Agama dan Politik

Hashshashin dipimpin oleh Hassan-i Sabbah, seorang ulama dan pemimpin politik yang mendirikan benteng mereka di Alamut, yang terletak di Pegunungan Elburz, Persia. Sabbah adalah seorang tokoh karismatik yang menggunakan keyakinan agama dan ideologi untuk merekrut pengikut yang setia.

Pada masa itu, dunia Islam terpecah menjadi beberapa faksi yang bersaing, dan Hashshashin memainkan peran penting dalam konflik ini. Mereka menggunakan taktik teror untuk menanamkan ketakutan di hati musuh-musuh mereka, terutama kalangan elit Sunni yang menguasai wilayah tersebut. Banyak dari korban mereka adalah tokoh politik, pemimpin militer, dan bahkan kalangan ulama yang dianggap sebagai ancaman bagi komunitas Ismailiyah Nizari.

2.2. Metode dan Taktik

Hashshashin terkenal karena metode mereka yang unik dalam melaksanakan pembunuhan. Mereka biasanya mendekati target dengan sangat hati-hati, menggunakan penyamaran untuk menyusup ke istana atau benteng musuh. Dalam beberapa kasus, mereka akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendekati target sebelum melaksanakan serangan mereka.

Salah satu ciri khas Hashshashin adalah mereka biasanya menggunakan pisau pendek (dagger) dalam serangan mereka. Senjata ini dipilih karena tidak berisik dan mematikan jika digunakan dengan tepat. Hashshashin juga terkenal karena keberanian mereka; banyak dari mereka yang siap mati dalam misi mereka, yang membuat mereka sangat ditakuti oleh musuh-musuh mereka.

2.3. Jatuhnya Hashshashin

Keberadaan Hashshashin berakhir pada pertengahan abad ke-13 ketika bangsa Mongol, di bawah kepemimpinan Hulagu Khan, menghancurkan benteng Alamut dan membunuh sebagian besar anggotanya. Meskipun organisasi mereka hancur, legenda tentang Hashshashin terus hidup dan berkembang dalam budaya Timur Tengah dan Eropa.

3. Pengaruh Hashshashin dalam Budaya Populer

3.1. Kisah Hashshashin di Dunia Barat

Kisah tentang Hashshashin pertama kali dikenal di dunia Barat melalui tulisan-tulisan para penjelajah dan tentara salib yang kembali dari Timur Tengah. Mereka membawa cerita tentang “assassin” yang misterius ini ke Eropa, di mana kisah-kisah ini kemudian diromantisir dan berkembang menjadi legenda.

Di dunia Barat, istilah “assassin” akhirnya diadopsi secara lebih luas untuk merujuk pada siapa saja yang melakukan pembunuhan politik atau terorisme. Pada abad ke-19 dan ke-20, konsep ini berkembang lebih jauh, di mana assassin digambarkan sebagai sosok pembunuh bayaran yang terlatih, sering kali bekerja secara diam-diam dan dengan tujuan politik tertentu.

3.2. Assassin dalam Fiksi dan Media

Popularitas assassin melonjak di abad ke-20 dan ke-21, terutama dalam literatur, film, dan video game. Salah satu contoh paling terkenal adalah franchise video game “Assassin’s Creed,” yang mengambil inspirasi dari sejarah asli Hashshashin.

Assassin’s Creed adalah seri video game yang dikembangkan oleh Ubisoft, yang pertama kali dirilis pada tahun 2007. Game ini berlatar di berbagai periode sejarah, dari Perang Salib hingga Revolusi Amerika, dan mengikuti kisah para anggota sebuah organisasi rahasia yang dikenal sebagai Assassins. Organisasi ini terlibat dalam konflik abadi dengan Templar, sebuah kelompok yang ingin mengendalikan umat manusia melalui kekuasaan dan kontrol.

Game ini tidak hanya menyuguhkan aksi dan petualangan, tetapi juga memperkenalkan pemain pada sejarah dan budaya dari berbagai era, dengan mencampurkan fakta sejarah dan elemen fiksi. Dengan demikian, Assassin’s Creed telah membantu memperkenalkan konsep assassin kepada generasi baru dan mengukuhkan tempat mereka dalam budaya populer.

3.3. Assassin dalam Literatur dan Film

Selain video game, assassin juga menjadi tema populer dalam berbagai karya sastra dan film. Buku-buku seperti “The Book of Assassins” oleh George Fetherling atau “Alamut” oleh Vladimir Bartol mengangkat cerita tentang para pembunuh ini dengan pendekatan yang lebih serius dan mendalam.

Di dunia perfilman, karakter assassin sering kali digambarkan sebagai sosok yang kompleks, penuh dilema moral, dan biasanya memiliki keterampilan yang luar biasa. Film-film seperti “Leon: The Professional,” “Kill Bill,” dan “John Wick” menggambarkan assassin sebagai karakter utama dengan latar belakang yang kaya dan cerita yang mendalam.

Baca Juga: Hellboy: Dari Komik ke Layar Lebar – Perjalanan Pahlawan Neraka

4. Relevansi dan Interpretasi Modern

Meskipun Hashshashin sebagai kelompok sejarah telah lama punah, konsep dan cerita mereka terus hidup dalam berbagai bentuk di dunia modern. Assassin sering kali dijadikan metafora untuk perjuangan melawan penindasan atau kekuasaan yang korup.

Di beberapa negara, konsep assassin juga digunakan dalam konteks politik untuk merujuk pada pembunuhan-pembunuhan politik yang dilakukan dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi kekuasaan. Namun, penting untuk diingat bahwa dalam dunia nyata, tindakan-tindakan ini sering kali tidak memiliki nuansa heroik seperti yang digambarkan dalam film atau video game, tetapi lebih terkait dengan terorisme dan kejahatan.

Baca Juga: Bisnis Sarang Walet: Potensi, Tantangan, dan Strategi Sukses

5. Kesimpulan

Sejarah assassin berawal dari kelompok Hashshashin, yang memanfaatkan taktik pembunuhan untuk mencapai tujuan politik dan agama mereka. Meskipun kelompok ini telah lama menghilang, warisan mereka terus berlanjut dalam bentuk legenda, cerita, dan karakter dalam budaya populer.

Dalam dunia modern, assassin bukan hanya sekadar tokoh dalam cerita, tetapi juga menjadi simbol dari perjuangan melawan kekuasaan yang dianggap tidak adil. Sementara dalam dunia nyata, tindakan assassin sering kali membawa dampak yang tragis, dalam budaya populer mereka tetap menjadi subjek yang menarik, memikat, dan penuh misteri.

Written By
admin

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *