x
Close
Sejarah

Sejarah Kekaisaran Shogun: Dominasi Militer dan Politik Jepang

Sejarah Kekaisaran Shogun: Dominasi Militer dan Politik Jepang
  • PublishedSeptember 13, 2024

lampau.orgKekaisaran Shogun merupakan salah satu periode penting dalam sejarah Jepang yang berlangsung dari abad ke-12 hingga akhir abad ke-19. Sistem pemerintahan ini ditandai oleh kekuasaan militer dan politik yang dominan dari para shogun, yaitu panglima perang yang memerintah Jepang dengan kekuasaan de facto, sementara kekaisaran tetap menjadi simbol kekuasaan yang lebih bersifat seremonial. Artikel ini akan membahas sejarah kekaisaran Shogun, mencakup periode-periode utama, tokoh-tokoh penting, dan dampaknya terhadap sejarah Jepang.

Baca Juga: Dasar Arsitektur: Fondasi dalam Desain dan Konstruksi Bangunan

Periode Kamakura (1185–1333)

  1. Kelahiran Shogunat Kamakura Sistem kekaisaran Shogun dimulai pada akhir abad ke-12 dengan pembentukan shogunat Kamakura oleh Minamoto no Yoritomo. Setelah mengalahkan klan Taira dalam Pertempuran Dan-no-ura pada tahun 1185, Minamoto no Yoritomo berhasil mendirikan pemerintahan militer di Kamakura, sebuah kota di sebelah timur Jepang. Yoritomo diangkat sebagai shogun pertama, dan shogunat Kamakura menjadi pemerintahan de facto yang mengendalikan seluruh Jepang, sementara kekaisaran yang berpusat di Kyoto tetap ada namun dengan kekuasaan terbatas.
  2. Struktur Pemerintahan Shogunat Kamakura memperkenalkan struktur pemerintahan feodal yang mengandalkan sistem kekuasaan lokal dan hierarki militer. Di bawah shogun, ada berbagai tingkat penguasa feodal yang disebut daimyo, yang memiliki kekuasaan atas wilayah tertentu dan bertanggung jawab atas pertahanan dan administrasi lokal. Shogunat Kamakura juga membentuk sistem peradilan yang mengatur sengketa tanah dan masalah-masalah hukum lainnya.
  3. Keamanan dan Tantangan Shogunat Kamakura menghadapi beberapa tantangan, termasuk serangan Mongol pada tahun 1274 dan 1281, yang dikenal sebagai serangan Mongol atau “Kamikaze” (angin dewa). Serangan ini gagal berkat badai besar yang menghancurkan armada Mongol. Namun, pada awal abad ke-14, shogunat Kamakura menghadapi pemberontakan dari dalam negeri yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya pemerintahan ini.

    Baca Juga: Cyberpunk 2077: Sebuah Revolusi di Dunia Game Open-World

Periode Muromachi (1336–1573)

  1. Pendirian Shogunat Ashikaga Setelah runtuhnya shogunat Kamakura, Ashikaga Takauji mendirikan shogunat Muromachi pada tahun 1336. Shogunat ini berpusat di Kyoto dan dikenal dengan sebutan shogunat Ashikaga. Periode ini merupakan masa transisi dan perubahan, di mana kekuasaan shogun lebih bersifat simbolis dibandingkan dengan kekuasaan militer yang efektif.
  2. Perpecahan dan Perang Sengoku Shogunat Ashikaga mengalami masa ketidakstabilan, termasuk periode perpecahan yang dikenal sebagai “Perang Onin” (1467–1477). Perang ini menandai awal dari periode Sengoku, sebuah periode perang saudara yang berlangsung hingga akhir abad ke-16. Selama periode Sengoku, berbagai daimyo bersaing untuk kekuasaan, menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial yang meluas di seluruh Jepang.
  3. Reformasi dan Penurunan Meskipun shogunat Ashikaga melakukan beberapa reformasi, termasuk memperkenalkan kebijakan perdagangan internasional dan seni, kekuasaan mereka semakin menurun selama periode Sengoku. Pada akhir abad ke-16, shogunat ini mengalami keruntuhan, memberikan jalan bagi kekuasaan baru untuk muncul.

    Baca Juga: Obsessed (2009): Kisah Perselingkuhan, Obsesinya, dan Ketegangan di Dunia Kerja

Periode Edo (1603–1868)

  1. Pendirian Shogunat Tokugawa Pada awal abad ke-17, Tokugawa Ieyasu, seorang daimyo yang sukses, berhasil mengalahkan pesaing-pesaingnya dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 dan mendirikan shogunat Tokugawa pada tahun 1603. Shogunat Tokugawa, juga dikenal sebagai shogunat Edo, adalah kekuasaan militer dan politik yang stabil dan relatif damai, yang berlangsung lebih dari 250 tahun.
  2. Sistem Pemerintahan dan Isolasi Shogunat Tokugawa menerapkan sistem pemerintahan feodal yang terpusat dan stabil. Untuk menjaga kekuasaan mereka, shogunat memberlakukan kebijakan isolasi yang dikenal sebagai “Sakoku,” yang membatasi hubungan luar negeri dan perdagangan dengan negara-negara Barat. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi kekuasaan shogunat dan mencegah pengaruh asing.
  3. Kemajuan Budaya dan Sosial Meskipun Jepang tertutup untuk pengaruh luar, periode Edo merupakan masa kemajuan budaya dan sosial. Kesenian tradisional Jepang, termasuk teater kabuki, seni lukis ukiyo-e, dan sastra, berkembang pesat selama periode ini. Masyarakat Jepang juga mengalami stabilitas sosial dan ekonomi, dengan sistem kelas yang terstruktur dan peningkatan infrastruktur.
  4. Akhir dari Shogunat Tokugawa Pada pertengahan abad ke-19, tekanan dari negara-negara Barat dan ketidakpuasan internal menyebabkan berakhirnya shogunat Tokugawa. Peristiwa-peristiwa seperti pembukaan pelabuhan oleh Commodore Matthew Perry dari Amerika Serikat pada tahun 1853, serta gerakan Reformasi Meiji, mengarah pada perubahan besar dalam struktur politik Jepang.

    Baca Juga: Added Value: Konsep, Manfaat, dan Penerapannya dalam Bisnis

Transisi ke Era Meiji

  1. Restorasi Meiji Pada tahun 1868, Restorasi Meiji menandai akhir dari kekuasaan shogun dan awal era baru dalam sejarah Jepang. Kekaisaran Jepang diaktifkan kembali sebagai pusat kekuasaan, dan pemerintah Meiji mengambil alih dengan tujuan modernisasi dan reformasi.
  2. Modernisasi dan Reformasi Pemerintah Meiji melakukan reformasi besar-besaran dalam struktur politik, sosial, dan ekonomi Jepang. Modernisasi militer, pembentukan sistem pemerintahan yang lebih sentralisasi, serta pembukaan Jepang kepada pengaruh internasional membawa perubahan drastis dalam masyarakat Jepang.

Kesimpulan

Kekaisaran Shogun mencerminkan periode penting dalam sejarah Jepang, di mana kekuasaan militer dan politik mendominasi, sementara kekaisaran tetap sebagai simbol kekuasaan seremonial. Dari shogunat Kamakura, Muromachi, hingga Tokugawa, sistem ini membentuk struktur pemerintahan dan masyarakat Jepang selama lebih dari 600 tahun. Dengan transisi ke era Meiji, Jepang memasuki periode modernisasi dan reformasi, meninggalkan era kekaisaran Shogun sebagai bagian integral dari warisan sejarahnya.

Written By
admin

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *